Perubahan fase
1. Pengertian Fase
Ada beberapa pengertian dari fase,
yaitu :
- Fase adalah keadaan suatu zat yang seragam dalam
komposisi kimia dan bentuk fisiknya.
- Fase adalah zat yang homogen secara kimia dan fisika.
- Fase merupakan besaran zat yang memiliki struktur
fisika dan komposisi kimia yang seragam. Struktur fisika dikatakan seragam
apabila zat terdiri dari gas saja, cair saja ataupun padat saja.
2. Pengertian perubahan fase
Perubahan Fase adalah proses
perubahan bentuk suatu zat menjadi bentuk lain, salah satu faktor
penyebab perubahan fase tersebut adalah kalor. Perubahan Fasa merupakan efek
dari adanya salah satu sifat fisika zat, yaitu wujud. Sifat fisika zat sendiri
ialah sifat yang dapat
diamati secara langsung tanpa mengubah susunan zat, misalnya wujud, warna,
kelarutan, daya hantar listrik, dan kemagnetan,
titik lebur dan titik didih.
3. Jenis - jenis Fase
Benda pada umumnya memiliki 3 fase
yaitu:
a. Fase
Padat
Dalam keadaan padatan gaya-gaya
intermolekul menjaga molekul-molekul berada dalam hubungan spasial tetap. Letak
molekul sangat berdekatan dan teratur, gaya tarik antarmolekul sangat kuat
sehingga gerakan molekul tidak bebas. Gerakan molekul zat padat hanya terbatas
bergetar(vibrasi) dan berputar(rotasi) di tempat saja. Molekul-molekulnya tidak
mudah dipisahkan sehingga bentuknya selalu tetap.
b. Fase
Cair
Dalam cairan, gaya-gaya
antarmolekul menjaga molekul tetap berada berdekatan, namun tidak ada hubungan
spasial yang tetap.Gerakan molekul cukup bebas, bentuknya mudah berubah tetapi
volumenya tetap. Molekul zat cair dapat berpindah tempat tetapi tidak mudah
meninggalkan kelompoknya karena masih terdapat gaya tarik menarik.
c. Fase
Gas
Dalam keadaan gas, molekul
lebih terpisah dan gaya tarik antarmolekul relatif tidak mempengaruhi
gerakannya. Bergerak sangat bebas karena gaya tarik menarik antarmolekul hampir
tidak ada. Volume dan bentuknya mudah berubah.Zat gas dapat mengisi seluruh
ruangan yang ada.
Fase-fase suatu zat(padat, cair,
gas) dapat terbentuk pada temperatur dan tekanan tertentu yang tak dapat saling
berubah yang dapat menunjukkan kesetimbangan fase zat-zat tersebut.
4. Macam – Macam Perubahan
Wujud Zat
a. Mencair
Pencairan atau Peleburan (kadang-kadang
disebut fusi) adalah proses yang menghasilkan perubahan fase zat
dari padat ke cair. Energi internal zat padat meningkat
(biasanya karena panas) mencapai temperatur tertentu (disebut titik leleh)
saat zat ini berubah menjadi cair.Benda yang telah mencair sepenuhnya
disebut benda cair.
b. Membeku
Membeku adalah proses perubahan
wujud suatu zat dari cair menjadi padat. Sebagai contoh, pada suhu tertentu air
dapat membeku menjadi es. Proses membekunya suatu zat biasanya terjadi pada
suhu yang rendah. Suhu ketika suatu zat cair berubah wujud menjadi padat
dinamakan titik beku. Setiap benda memiliki titk beku yang berbeda-beda Titik
beku merupakan sifat fisika benda yang dapat digunakan utnuk meramalkan bentuk
zat pada suhu tertentu.
c. Menguap
Menguap adalah proses perubahan
wujud suatu zat dari bentuk cair menjadi gas atau uap. Suhu ketika suatu zat
cair berubah menajdi uap disebut dengan titik uap.
Ketika suatu zat cair dipanaskan
pada tekanan normal (1 atm), maka pada suhu tertentu akan terlihat pada seluruh
bagian zat cair timbul gelembung-gelembung yang bergerak ke atas dan kemudian
pecah saat mencapai permukaan. Pada keadaan yang demikian, zat cair dikatakan
mendidih. Ketika suatu zat cair mendidih, maka hampir tiap bagian zat segera berubah
menjadi uap. Berdasarkan hal ini, maka titik uap sering disebut dengan titik
didih. Sebagai contoh, air murni mendidih ketika mencapai suhu + 100 pada
tekanan normal (1 atm), dan pada keadaan tersebut partikel-partikel air akan
berubah menjadi gas.
d. Mengembun
Kondensasi atau pengembunan adalah
perubahan wujud benda ke wujud yang lebih padat,
seperti gas (atau uap) menjadi cairan. Kondensasi terjadi ketika
uap didinginkan menjadi cairan, tetapi dapat juga terjadi bila sebuah uap
dikompresi(Yaitu tekanan yang ditingkatkan) menjadi cairan, atau mengalami
kombinasi dari pendinginan dan kompresi. Cairan yang telah terkondensasi dari
uap disebut kondensat.
Pada pengembunan zat melepaskan
kalor. Percobaan menunjukkan bahwa titik didih sama dengan titik embun dan
kalor didih sama dengan kalor embun. Kalor yang diperlukan atau dilepas saat
mendidih atau mengembun selain tergantung bendanya juga sebanding dengan
massanya.
e. Menyublim
Sublimasi adalah perubahan
wujud dari padat ke gas tanpa mencair terlebih dahulu.
Misalkan es yang langsung menguap tanpa mencair terlebih dahulu. Pada
tekanan normal, kebanyakan benda dan zat memiliki tiga bentuk yang berbeda pada
suhu yang berbeda-beda. Pada kasus ini transisi dari wujud padat ke gas membutuhkan
wujud antara. Namun untuk beberapa antara, wujudnya bisa langsung berubah ke
gas tanpa harus mencair. Ini bisa terjadi apabila tekanan udara pada zat
tersebut terlalu rendah untuk mencegah molekul-molekul ini melepaskan diri dari
wujud padat.
f. Mengkristal
Desublimasi adalah proses
peengkristalan dimana hal ini terjadi karena proses mengerasnya/membekunya
suatu benda yang memiliki zat zat tertentu dan memiliki unsur unsur zat yang
dapat memberikan warna saat mengeras dan jika dilihat seperti warna kristal. Hal
ini adalah lawan dari Sublimasi.