HUKUM
KE NOL TERMODINAMIKA
1. Hukum Termodinamika ke-Nol
Hukum ke-nol termodinamika berbunyi : ” Jika 2 buah benda berada dalam
kondisi kesetimbangan termal dengan benda yang ke 3, maka ketiga benda tersebut
berada dalam kesetimbangan termal satu dengan lainnya” . Untuk lebih
memahami tentang isi hukum ke 0 termodinamika, maka bunyi hukum ini dapat
ditulis ulang dengan kata-kata yang lebih sederhana yaitu Jika benda A
mempunyai temperatur yang sama dengan benda B dan benda B mempunyai temperatur
yang sama dengan benda C maka temperatur benda A akan sama dengan temperatur
benda C atau disebut ketiga benda (benda A, B dan C) berada dalam kondisi
kesetimbangan termal.
2. Termometri
Temperatur adalah
ukuran energi kinetik yang dimiliki oleh molekul-molekul penyusun suatu benda.
Benda-benda di alam tersusun oleh molekul-molekul dan atom-atom. Molekul yang
menyusun benda tidak berada dalam keadaan diam, tetapi molekul-molekul ini
bergetar atau bergerak secara acak sesuai dengan besarnya energi kinetik yang
dimiliki oleh molekul-molekul. Benda dalam bentuk padat, molekul-molekul
penyusunnya tidak dapat bergerak bebas, tetapi terikat erat dan kaku antara
satu dengan lainnya. Molekul – molekul dalam benda padat hanya dapat bergetar.
Ini terjadi karena energi yang dimiliki oleh molekul dalam benda padat relatif
kecil sehingga tidak dapat melepaskan diri dari ikatan antar molekul.
Bila benda padat ini
dipanaskan, maka sejumlah energi panas (kalor) akan diserap oleh molekul
sehingga molekul dapat bergetar lebih cepat, ini ditunjukan dengan naiknya
derajat panas benda. Panas benda naik karena getaran molekul bertambah besar
menyebabkan molekul lebih banyak bertumbukan dan bergesekan.
Semakin banyak kalor
dari luar yang diserap oleh molekul maka molekul akan semakin memiliki energi
untuk bergetar dan bergesekan lebih cepat hingga suatu saat molekul ini tidak
lagi saling terikat tetapi bebas bergerak. Molekul yang bebas bergerak ini
masih saling terikat satu dengan lainnya, inilah yang disebut fase cair benda.
Kalor yang diberikan kepada benda diserap oleh melekul untuk dapat bergetar
lebih cepat sehingga bebas dan dapat bergerak sehingga mengubah fase benda dari
benda padat menjadi benda cair.
Bila kalor terus
diberikan, maka gerak molekul dalam zat cair akan semakin acak, dan tumbukan
antar molekul semakin sering terjadi. Kondisi ini bila berlangsung terus, maka
suatu saat molekul akan benar-benar bebas dan tidak terikat satu dengan
lainnya, Kondisi ini disebut zat cair berubah menjadi gas. Pada fase gas,
molekul penyusun gas tidak saling terikat satu dengan lainnya dan dapat
bergerak bebas. Jadi besar kecilnya temperatur benda ditentukan oleh tingkat
energi kinetik yang dimiliki oleh molekul penyusun benda.
3. Pengaruh Kalor Terhadap
Perubahan Suhu Zat
Pengertian kalor
berbeda dengan pengertian suhu. Suhu adalah derajat panas atau dinginnya suatu
benda, sedangkan kalor adalah energi yang dipindahkandari suatu benda ke benda
lainnya kerena perbedaan suhu/temperatur. Jika sebuah benda dipanaskan, maka
suhu/temperatur benda akan naik, sebaliknya jika benda didinginkan,maka
suhu/temperaturnya akan turun.
Kalor
jenis adalah banyaknya kalor yang diperlukan oleh suatu zat untuk menaikkan
suhu 1 kg zat tersebut sebesar 1oC.
Alat yang
digunakan untuk mengukur kalor jenis zat adalah kalorimeter. Berdasarkan hasil
percobaan, didapatkan bahwa perubahan suhu yang diakibatkan oleh jumlah kalor
yang sama pada zat yang berbeda adalah tidak sama. Berikut adalah ilustrasi
kalorimeter.Untuk melihatnya, tekanlah tombol
Untuk
benda yang bermassa tetap, nilai mc pada persamaan Q = m . c . ΔT memiliki nilai yang tetap pula. Nilai mc ini dapat
dipandang sebagai satu kesatuan, sehingga mc diberi nama khusus, yaitu
kapasitas kalor. Kapasitas kalor dapat diartikan sebagai kemampuanmenerima atau
melepaskan kalor dari suatu benda untuk perubahan suhu sebesar 10C.
Banyaknya
kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu/temperatur suatu benda sebanding
dengan kapasitas kalor banda tersebut dan perubahan suhunya.
No comments:
Post a Comment