KALOR
Dari sisi sejarah kalor merupakan asal
kata caloric ditemukan oleh ahli kimia perancis yang bernama Antonnie laurent
lavoiser (1743 - 1794). Kalor memiliki satuan Kalori (kal) dan Kilokalori
(Kkal). 1 Kal sama dengan jumlah panas yang dibutuhkan untuk memanaskan 1 gram
air naik 1 derajat celcius. Teori kalor dasar adalah:
·
Kalor yang diterima sama dengan kalor yang
dilepas. Azas Black, Penemunya adalah Joseph Black (1720 - 1799) dari Inggris.
·
Kalor dapat terjadi akibat adanya suatu
gesekan. Penemunya adalah Benyamin Thompson (1753 - 1814) dari Amerika Serikat
·
Kalor adalah salah satu bentuk energi.
Ditemukan oleh Robert Mayer (1814 - 1878)
·
Kesetaraan antara satuan kalor dan satuan
energi disebut kalor mekanik.. Digagas oleh James Prescott (1818 - 1889).
Kalor merupakan salah satu bentuk energi maka satuan kalor pun sama dengan satuan energi, yaitu joule atau kalori. Kalor dapat
menaikkan suhu suatu zat dan dapat mengubah wujud zat. benda yang mendapatkan kalor suhunya naik, sedang yang
melepas kalor suhunya turun.Kalor yang digunakan untuk mengubah wujud zat dinamakan kalor laten atau kalor uap. Kalor
laten itu adalah banyaknya kalor yang diperlukan dan dilepaskan oleh 1
kg atau 1 g zat agar dapat mengubah wujudnya sedangkan kalor uap yaitu
banyaknya kalor per satuan massa yang diberikan pada zat di titik didihnya agar
wujud zat cair berubah menjadi wujud gas seluruhnya pada titik didih tersebut.
Menguap dan melebur adalah peristiwa perubahan wujud yang membutuhkan kalor,
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor yaitu:
Kalor didefinisikan sebagai energi panas yang dimiliki oleh suatu zat. Secara umum untuk mendeteksi adanya kalor yang dimiliki oleh suatu benda yaitu dengan mengukur suhu benda tersebut. Jika suhunya tinggi maka kalor yang dikandung oleh benda sangat besar, begitu juga sebaliknya jika suhunya rendah maka kalor yang dikandung sedikit. Besar kecilnya kalor yang dibutuhkan suatu benda (zat) bergantung pada 3 faktor yaitu:
1.
Massa zat
2.
Jenis zat (kalor jenis)
3.
Perubahan suhu
Kalor adalah suatu bentuk energi yang
diterima oleh suatu benda yang menyebabkan benda tersebut berubah suhu atau
wujud bentuknya. Kalor berbeda dengan suhu, karena suhu adalah ukuran dalam
satuan derajat panas. Kalor merupakan suatu kuantitas atau jumlah panas baik
yang diserap maupun dilepaskan oleh suatu benda. Jika suatu benda
menerima / melepaskan kalor maka suhu benda itu akan naik/turun atau wujud
benda berubah.
Kalor menyatakan bentuk energi yang
pindah karena adanya perbedaan suhu. Kalor adalah energi yang diterima
oleh sebuah benda sehingga suhu benda itu naik atau wujudnya berubah. Demikian
pula, kalor adalah energi yang dilepaskan oleh sebuah benda sehingga suhu benda
itu turun atau wujudnya berubah. Kalor
adalah salah satu bentuk energi yang dipindahkan oleh benda yang memiliki
suhu lebih tinggi ke benda yang memiliki suhu lebih rendah. Kita
harus membedakan pengertian suhu dan kalor.Suhu
adalah ukuran derajat panas sedangkan kalor adalah ukuran banyaknya
panas.
1. K alor dapat Mengubah Wujud Zat
Jika suatu benda diberi pengaruh
panas, ternyata benda tersebut mengalami perunbahan keadaan yaitu perubahan
wujud dari satu bentuk ke bentuk lain. Wujud tersebut dapat berupa padat cair
atau gas. Pemberian kalor akan meningkatkan suhu es, jika pemberian kalor
secara terus menerus akan menjadikan es yang awalnya padat menjadi cair ketika
sejumlah kalor diberikan kepada balok es energi getaran molekul-molekul
bertambah dan mengakibatkan molekul-molekul itu lepas dari ikatannya. Pada
akhirnya es akan mencair. Kalor untuk mencairkan es didapatka dari lingkungan
sekitarnya. Misalnya, kalor yang diserap es dari air yang berfungsi sebagai
lingkunganya ataupun diserap dari gelas kaca yang mendapat pemanasan langsung
dari suatu pembakaran, akibatnya suhu lingkungannya turun.
2. Kalor dapat
Mengubah Suhu suatu Benda
Kalor dapat menubah suhu suatu benda misalnya dengan mencampurkan air panas dengan air
dingin dalam mangkuk, pada saat kita menumpahkan air panas ke air dingin maka
energi kalor mengalir dari air ke air dingin sehingga pada akhirnya kita akan
mendapatkan bahwa suhu air dalam mangkuk berada diantara suhu-suhu air sebelum
dicampurkan. Hali ini menunjukkan kalor dapat mengubah suhu suatu
benda.
Selain itu kita juga sering jumpai
dalam kehidupan sehari-hari yaitu,
ketika kita mencelupkan sebuah sendok kedalam sebuah gelasyang berisi
air panas. Kemudian sendok menjadi terasa panas ketika dicelupkan kedalam air
panas itu terjadi karena suhu sendok lebih rendah dibandingkan dengan suhu air,
energi kalor akan mengalir dari air menuju sendok sehingga suhu sendok akan
naik. Pemberian kalor menyebabkan suhu
benda berubah. Makin banyak kalor yang diberikan kepada benda, maka suhu
benda makin tinggi. Berarti sebanding dengan perubahan suhu, sehingga
diketahui bahwa kalor (∆Q) berbanding lurus dengan massa zat (m), kenaikan suhu
(∆T), dan kalor jenis zat (c). Oleh karena itu, persamaan tentang kalor dapat
dituliskan sebagai berikut :
∆Q = m c ∆T
Dengan :
∆T = perubahan suhu ( C)
c = kalor jenis benda (J/kg C)
m = massa benda (kg),
Dalam sehari-hari
kita tentu pernah merebus air. Air yang tadinya terasa dingin dan sejuk setelah
direbus beberapa saat akan terasa hangat dan lama-kelamaan menjadi panas. Hal tersebut dapat terjadi karena selama direbus air mendapat energi dari
api yang menyala di bawah air tersebut. energi
yang dihasilkan oleh nyala api akan berpindah ke air dan berubah menjadi panas
dalam air. Bentuk energi yang berpindah karena perbedaan suhu disebut sebagai
energi kalor. Perpindahan energi kalor selalu terjadi dari benda bersuhu tinggi ke benda yang bersuhu rendah.
Jadi jika ada dua buah
benda A dan B mempunyai suhu yang berbeda, dan
suhu A lebih dari suhu B kemudian kedua benda tersebut disentuhkan maka suhu A akan menurun dan suhu B akan naik hingga suhu
kedua benda tersebut setimbang. Suhu
air yang tadinya panas sekarang menjadi lebih dingin dan suhu air yang tadinya
dingin menjadi lebih panas hal ini menunjukkan bahwa air panas melepaskan kalor
dan air dingin menerima kalor dari air panas untuk menaikkan suhunya.
Tidak hanya zat
cair yang dapat melepas dan menerima kalor, semua benda dapat melepas dan
menerima kalor. Benda-benda yang bersuhu lebih tinggi dari lingkungannya akan
cenderung melepaskan kalor, demikian juga sebaliknya benda- benda yang bersuhu
lebih rendah dari lingkungannya akan cenderung menerima kalor untuk
menstabilkan kondisinya dengan lingkungan di sekitarnya.
No comments:
Post a Comment